Jumat, 09 November 2012

Selamat Hari Pahlawan 2012


Senin, 05 November 2012

Prosesi Basic Training/LK 1 HMI Komisariat Teknik Undip






Minggu, 28 Oktober 2012

Selamat Hari Sumpah Pemuda


Minggu, 21 Oktober 2012

Basic Training/LK 1 HMI Komisariat Teknik Undip

Join Us !
Basic Training HMI
" Membangun Karakter Insan Cita dan Militansi Kader untuk Melahirkan Pemimpin Masa Depan Umat dan Bangsa"
Jumat - Minggu ( 2 - 4 November )
mulai 15.00

Fasilitas
- Ilmu
- Sertifikat
- New Friend
- Snack
- Makan 7 X
- Full Minuman
- Ruangan Ac
- Kamar Tidur + Kamar Mandi Dalam
- Parkiran Luas
- Mudah Di akses
- Free Tiket Seminar
- Marchendise

cuma : Rp, 15.000

Tecnical Meeting kamis 1 November @Bundaran Wp

Cp : 089662617156

More Info
Twitter : @HmiTEKNIKUNDIP
Fanspage : HMI Komisariat Teknik undip
Email : hmiteknik_undip@yahoo.co.id






Sabtu, 09 Juni 2012

Coming Soon

Coming Soon!!
"Dengan Senyum Anak Indonesia Kita Tatap Masa Depan Bangsa yang Penuh Harapan Untuk Mewujudkan Masyarakat Adil & Makmur"

Selasa, 17 April 2012

Poster Bazar Buku


Sampul Bazar Buku n Talk Show


Senin, 09 April 2012

Sampul Facebook Pra Acara Bazar


INSYAALLAH ini sudah disesuaikan dengan ukuran di facebook. Untuk versi aslinya bisa KLIK DISINI

Selasa, 03 April 2012

MAPERCA ( Masa Perkenalan Calon Anggota )

VISI DAN MISI KOMISARIAT TEKNIK UNDIP PERIODE 2011-2012


VISI
Mengokohkan dan mengembangkan HMI Komisariat Teknik Undip secara progresif dengan mengedepankan nilai-nilai religius, Intelektual dan professional demi terwujudnya masyarakat adil Makmur .
MISI

1. Melakukan pendampingan untuk mengembangkan kecerdasan Intelektualitas kader melalui kajian dan diskusi serta kegiatan yang membangun di Lingkungan HMI Komisariat Teknik UNDIP dan Masyarakat.
2. Berperan aktif dan berpartisipasi dalam dinamika kehidupan di Kampus maupun didalam masyarakat.
3. Menjalin komunikasi dan ikatan emosional antara kader dan alumni.

SAINS ISLAM


Sains dalam sejarah perkembangan seringkali dinaturalisasikan sebagai sebuah upaya pencocokan terhadap nilai-nilai budaya, agama atau pandangan - pandangan tertentu suatu masyarakat. Asimilasi  dan akulturasi inilah yang kemudian menjadi bentuk baru (khas) sebuah peradaban, rasionalisme di yunani dan positivisme di Eropa adalah contoh-contahnya.
Naturalisasi terhadap sains itu sendiri dilakukan sebab sains diakui memiliki kekuatan yang ambigu. Disatu sisi ia dapat mengembangkan suatu masyarakat karena kemampuannya mengatasi masalah-masalah praktis dan prakmatis manusia serta kemampuannya yang dapat merubah konstruk berfikir manusia itu sendiri sehingga membawa mereka ke arah peradaban baru yang lebih maju, disisi lain dengan kemampuan yang sama, ia juga memiliki sifat destruktif untuk menghancurkan atau merombak nilai-nilai budaya, agama maupun spiritualitas suatu masyarakat. 
Positivisme misalnya merupakan hasil sebuah naturalisasi sains didunia masyarakat Eropa dan telah dipandang sebagai kebenaran. Sains ini (positivisme) adalah sebuah sains yang memiliki watak atau karakter yang bersifat materealistik yaitu sains yang menolak hal - h

KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI


Keadilan menjadi sebuah konsep abstrak yang sering diartikan secara berbeda oleh setiap orang utamnya mereka - mereka yang pernah mengalami suatu ketidakadilan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini menuntut secara tegas perlu dilakukan redefenisi terhadap apa yang dimaksud dengan keadilan.
Bila keadilan diartikan sebagai tercipta suatu keseimbangan dan persamaan yang proporsional maka pemecahan permasalahan keadilan sosial dan ekonomi hanya dapat teratasi dengan menemukan jawaban terhadap sebab - sebab terjadinya ketidak adilan sosial dan ekonomi serta bagaimana agar dalam distribusi kekayaan dapat terbagi secara adil sehingga terhindar dari terjadinya diskriminasi dan pengutuban, atau kelas dalam masyarakat. 

INDIVIDU DAN MASYARAKAT


Salah satu sifat khas manusia sebagai makhluk dan karenanya ia berbeda dengan binatang adalah bahwa ia merupakan makhluk yang diciptakan selain sebagai makluk berjiwa individual, bermasyarakat merupakan kecenderungan alamiah dari jiwanya yang paling sublim. Kedua aspek ini mesti dipahami dan di letakkan pada porsinya masing-masing secara terkait. Sebab yang pertama  melahirkan perbedaan dan yang kedua melahirkan kesatuan. Karena itu mencabut salah satunya dari manusia itu berarti membunuh kemanusiaananya. Dengan kata lain bahwa perbedaan-perbedaan (bukan pembedaan-pembedaan) yang terjadi di antara setiap individu-individu (sebagai identitas dari jiwa individual) merupakan prinsip kemestian bagi terbentuknya masyarakat dan dinamikanya. Sebab bila sebuah masyarakat, individu-individu haruslah memiliki kesamaan, maka ini berarti dinamisasi, dalam arti, saling membutuhkan pastilah tak terjadi dan karenanya makna masyarakat menjadi kehilangan konsep. Di sis

KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR MANUSIA) DAN KENISCAYAAN UNIVERSAL (TAQDIR ILAHI)


Sebagai mahluk Tuhan yang ditetapkan sebagai wakil Tuhan (QS. 2:30) manusia berbeda dengan batu, tumbuhan maupun binatang. Batu ketika menggelinding dari sebuah ketinggian bergerak berdasarkan tarikan gravitasi bumi tanpa ikhtiar sedikitpun begitu pula halnya tumbuhan yang tumbuh hanya dibawah kondisi tertetu atau sebagai mana binatang yang bertindak berdasarkan naluri alamiahnya. Ketiga mahluk-mahluk ini bergerak atau bertindak tidak berdasarkan ikhtiari.
Namum bagi manusia, ia merupakan mahluk yang senantiasa diperhadapkan pada berbagai pilihan-pilihan, dan hanya dengan adanya sintesa antara ilmu dan kehendak yang berasal dari tuhan ia dapat berikhtiar (memilih) yang terbaik diantara pilihan-pilihan tersebut. Tanpa ilmu tentang hal-hal ideal ataupun keharusan - keharusan universal maka meniscayakan ketiadaan ikhtiar dan begitupula ketiadaan kehendak atau keinginan maka iapun mungkin memilih, orang gila (tidak berilmu) dan pingsan (takberkehendak) adalah bukti nyata ketiadaan ikhtiar. Sementara, ketiadaan ikhtiar bukti ketiadaan kebebasan dan itu memustahilkan terwujudnya kemerdekaan. Jadi ia merupakan mahluk berikhtiar yang hanya dapat bermakna bila berhadapan diantara keharusan-keharusan universal (takdir). 

MANUSIA DAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN


Satu hal yang mesti dilakukan sebelum kita membicarakan hal-hal lain dari manusia adalah sebuah pertanyaan filosofis yang senantiasa hadir pada setiap manusia itu sendiri, yakni apa sesungguhnya manusia itu? Dari segi aspek apakah manusia itu mulia atau terhina? Dan apa tolak ukurnya? Tentu manusia bukanlah makhluk unik dan sulit untuk dipahami bila yang ingin dibicarakan berkenaan dengan aspek basyariah (fisiologis)nya. Karena cukup dengan menpelajari anatomi tubuhnya kita dapat mengetahui bentuk atau struktur terdalamnya. Tetapi manusia selain merupakan makhluk basyariah (dimensi fisiologis) dan Annaas (dimensi sosiologis) ia juga memiliki aspek insan (dimensi psikologis) sebuah dimensi lain dari diri manusia yang paling sublim serta memiliki kecenderungan yang paling kompleks. Dimensi yang disebut terakhir ini bersifat spritual dan intelektual dan tidak bersifat material sebagaimana merupakan kecenderungan aspek basyarnya. 

HAKEKAT PENCIPTAAN DAN EKSKATOLOGI (MA’AD)


Salah satu prinsip dasar pandangan dunia yang merupakan pondasi penting dari keimanan Islam adalah kepercayaan akan adanya kebangkitan dihari akhirat (kehidupan sesudah mati). Beriman kepadanya karena merupakan suatu persyaratan hakiki untuk dapat disebut muslim. Mengingkari kepercayaan ini dapat dipandang sebagai bukan muslim.
Sebelum masuk ke bahasan tentang kehidupan sesudah mati maka masalah tujuan dari penciptaan harus terlebih dahulu kita selesaikan, apakah yang memiliki tujuan dalam penciptaan itu Tuhan ataukah Makhlukh? Dan kemanakah tujuannya?.

DASAR DASAR KEPERCAYAAN


Manusia adalah mahluk percaya. Pada kadarnya masing-masing, setiap mahluk telah memiliki kepercayaan/kesadaran berupa prinsip-prinsip dasar yang niscaya lagi rasional yang diketahui secara intuitif (common sense) yang menjadi Kepercayaan utama makhluk sebelum ia merespon segala sesuatu diluar dirinya. Dengan bekal ini, manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan mempercayai pengetahuan-pengetahuan baru melalui aktivitas berpikir. Berpikir adalah aktivitas khas manusia dalam upaya memecahkan masalah-masalah dengan modal prinsip-prinsip pengetahuan sebelumnya.
Memiliki sebuah kepercayaan yang benar, yang selanjutnya melahirkan tata nilai, adalah sebuah kemestian bagi perjalanan hidup manusia. pada hakikatnya, perilaku manusia yang tidak peduli untuk berkepercayaan benar dan Manusia yang berkepercayaan salah atau dengan cara yang salah tidak akan mengiringnya pada kesempurnaan. Maka mereka tidak ubahnya seperti binatang. Manusia harus menelaah secara objektif sendi-sendi kepercayaannya dengan segala potensi yang dimilikinya.
Kajian yang mendalam tentang kepercayaan sebagai sebuah konsep teoritis akan melahirkan sebuah kesadaran bahwa manusia adalah maujud yang mempunyai hasrat dan cita-cita untuk menggapai kebenaran dan kesempurnaan mutlak, bukan nisbi. Artinya, ia mencari Zat Yang Mahatinggi dan Mahasempurna (Al-Haqq).

Landasan Dan Kerangka Berfikir


Dalam benak/pikiran manusia terdapat sejumlah gagasan-gagasan baik yang bersifat tunggal (seperti gagasan kita tentang Tuhan, Dewa, malaikat, surga, neraka, kuda, batu, putih, gunung dan lain-lain) maupun majemuk (seperti gagasan kita tentang Tuhan Pengasih, Dewa Perusak, Malaikat pembawa wahyu, kuda putih, gunung batu dan lain-lain). Bentuk pengetahuan-pengetahuan ini disebut pengetahuan tasawwur (konsepsi). Seluruh bentuk-bentuk proposisi keyakinan atau kepercayaan apapun pada awalnya hanyalah merupakan bentuk konsepsi sederhana ini. Mengapa bisa demikian? Hal ini karena adalah mustahil seseorang dapat meyakini atau menpercayai sesuatu jika sesuatu itu pada awalnya bukan merupakan sebuah konsepsi baginya. 
Tetapi pengetahuan tasawwur (Konsepsi) sebagaimana telah diketahui hanyalah merupakan gagasan-gagasan sederhana yang di dalamnya belum ada penilaian maka itu ia dapat saja benar atau salah. Oleh karenanya seseorang tidak diperkenankan untuk merasa puas hanya dengan pengetahuan konsepsi. tetapi ia harus melangkah untuk mendapatkan pengetahuan yang bersifat yakin yaitu pengetahuan-pengetahuan tasdhiqi. Dalam artian bahwa ia harus melakukan suatu proses penilaian terhadap setiap gagasan-gagasan (baik  tunggal maupun majemuk) atau konsepsinya itu agar dapat diyakini. Lantas, pertanyaannya adalah apa landasan pokok penilaian kita di dalam menilai seluruh gagasan-gagasan kita yang mana kebenarannya mestilah bersifat mutlak dan pasti? 
Dalam kanca perdebatan filosofis ketika para pemikir mencoba menjawab hal pokok ini terbentuklah tiga mazhab berdasarkan doktrinnya masing-masing. Ketiga mazhab itu adalah pertama, mazhab ‘metafisika Islam’ dengan doktrin aqliahnya, kedua, mazhab emperisme dengan doktrin emperikalnya dan ketiga, mazhab skriptualisme dengan doktrin tekstualnya. Metafisika Islam dalam hal ini menjadikan prima principia dan kausalitas serta metode deduktif sebagai kerangka berfikirnya. Adapun mazhab emperisme menjadikan pengalaman inderawi atau eksperimen sebagai landasan dalam menilai segala sesuatu dimana induktif sebagai kerangka berfikirnya. Sementara mazhab skriptualisme menjadikan teks-teks kitab suci sebagai landasan dalam menilai segala sesuatu serta tekstual dalam kerangka berfikirnya. 

Sejarah Penulisan Alquran


Pertama: Penulisan Alquran di masa Rasulullah saw. Atas perintah Nabi saw., Alquran ditulis oleh penulis-penulis wahyu di atas pelepah kurma, kulit binatang, tulang dan batu. Semuanya ditulis teratur seperti yang Allah wahyukan dan belum terhimpun dalam satu mushaf. Di samping itu ada beberapa sahabat yang menulis sendiri beberapa juz dan surat yang mereka hafal dari Rasulullah saw.
Kedua: Penulisan Alquran di masa Abu Bakar As Sidik. Atas anjuran Umar ra., Abu Bakar ra. memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan ayat-ayat Alquran dari para penulis wahyu untuk dijadikan satu mushaf.

SEJARAH SINGKAT HMI


A. Definisi Sejarah 
Sejarah adalah pelajaran dan pengetahuan tentang perjalanan masa lampau ummat manusia, mengenai apa yang dikerjakan, dikatakan dan dipikirkan oleh manusia pada masa lampau, untuk menjadi cerminan dan pedoman berupa pelajaran, peringatan, kebenaran bagi masa kini dan mendatang untuk mengukuhkan hati manusia.

B. Latar Belakang Sejarah Berdirinya HMI 
Kalau ditinjau secara umum ada 4 (empat) permasalahan yang menjadi latar belakang sejarah berdirinya HMI. 

PERANAN INDEPENDENSI HMI DI MASA MENDATANG


Dalam suatu negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini maka tidak ada suatu investasi yang lebih besar dan lebih berarti dari pada investasi manusia (human investment). Sebagaimana dijelaskan dalam tafsir tujuan, bahwa investasi manusia kemudian akan dihasilkan HMI adalah manusia yang berkualitas ilmu dan iman yang mampu melaksanakan tugas-tugas manusia yang akan menjamin adanya suatu kehidupan yang sejahtera material dan spiritual adil makmur serta bahagia. 

Fungsi kekaderan HMI dengan tujuan terbinanya manusia yang berilmu, beriman dan berperikemanusiaan seperti tersebut di atas maka setiap anggota HMI dimasa datang akan menduduki jabatan dan fungsi pimpinan yang sesuai dengan bakat dan profesinya. 

SIFAT INDEPENDEN HMI


Watak independen HMI adalah sifat organisasi secara etis merupakan karakter dan kepribadian kader HMI. Implementasinya harus terwujud di dalam bentuk pola pikir, pola pikir dan pola laku setiap kader HMI baik dalam dinamika dirinya sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan “Hakekat dan Mission” organisasi HMI dalam kiprah hidup berorganisasi bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Watak independen HMI yang tercermin secara etis dalam pola pikir pola sikap dan pola laku setiap kader HMI akan membentuk “Independensi etis HMI”, sementara watak independen HMI yang teraktualisasi secara organisatoris di dalam kiprah organisasi HMI akan membentuk “Independensi organisatoris HMI”. 
Independensi etis adalah sifat independensi secara etis yang pada hakekatnya merupakan sifat yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Fitrah tersebut membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung pada kebenaran (hanief). Watak dan kepribadian kader sesuai dengan fitrahnya akan membuat kader HMI selalu setia pada hati nuraninya yang senantiasa memancarkan keinginan pada kebaikan, kesucian dan kebenaran adalah ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA. Dengan demikian melaksanakan independensi etis bagi setiap kader HMI berarti pengaktualisasian dinamika berpikir dan bersikap dan berprilaku baik “habluminallah” maupun dalam “habluminannas” hanya tunduk dan patuh dengan kebenaran. 
Aplikasi dari dinamika berpikir dan berprilaku secara keseluruhan merupakan watak azasi kader HMI dan teraktualisasi secara riil melalui, watak dan kepribadiaan serta sikap-sikap yang :  
o Cenderung kepada kebenaran (hanif) 
o Bebas terbuka dan merdeka 
o Obyektif rasional dan kritis 

STATUS DAN FUNGSI HMI


Status HMI sebagai organisasi mahasiswa memberi petunjuk dimana HMI berspesialisasi. Dan spesialisasi tugas inilah yang disebut fungsi HMI. Kalau tujuan menujukan dunia cita yang harus diwujudkan maka fungsi sebaliknya menunjukkan gerak atau kegiatan (aktifitas) dalam mewujudkan (final gool). Dalam melaksanakan spesialisasi tugas tersebut, karena HMI sebagai organisasi mahasiswa maka sifat serta watak mahasiswa harus menjiwai dan dijiwai HMI. Mahasiswa sebagai kelompok elit dalam masyarakat pada hakikatnya memberi arti bahwa ia memikul tanggung jawab yang benar dalam melaksanakan fungsi generasinya sebagai kaum muda muda terdidik harus sadar akan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan ke masa depan. Karena itu dengan sifat dan wataknya yang kritis itu mahasiswa dan masyarakat berperan sebagai “kekuatan moral”atau moral force yang senantiasa melaksanakan fungsi “sosial control”. Untuk itulah maka kelompok mahasiswa harus

INDEPENDENSI HMI


Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada sesuatu yang lebih berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas dan kemerdekaan seperti diatas, adalah mutlak diperlukan terutama pada fase/saat manusia berada dalam pembentukan dan pengembangan. Masa/fase pembentukan dari pengembangan bagi manusia terutama dalam masa remaja atau generasi muda. 
Mahasiswa dan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok elit dalam generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari kelompok elit dalam generasi muda, yaitu kelompok mahasiswa itu sendiri. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada obyektif yang harus diperankan mahasiswa bisa dilaksanakan dengan baik apabila mereka dalam suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan rasional. Sikap ini adalah yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang intelektual. Sikap atas kejujuran keadilan dan obyektifitas.

Mempertegas Identitas HMI sebagai Organisasi Perjuangan


Sebagai organisasi yang berbasis mahasiswa, HMI tentunya mempunyai Identitas yang tidak mungkin jauh dari ciri khas mahasiswa itu sendiri. Dialektikanya mungkin sangat panjang untuk menguraikan dan atau mengidentifikasi “makhluk” yang dinamakan mahasiswa. Namun secara common sense,sepanjang yang kita ketahui dari literatur-literatur sejarah (historis) atau dibuku-buku identitas mahasiswa itu tidak jauh dari pertama komunitas intelektual muda yang lebih panjang mengalami proses pendidikan dibanding struktur masyarakat lain (lihat Arbi Sanit ; Mahasiswa, kekuasaan, dan Bangsa) Kedua Komunitas “borjuis” kritis progresif yang selalu berpihak pada “kaum tertindas” mustadha’afin (fakta historis gerakan mahasiswa 1966-1974-1989-1998-2001)paling tidak secara sederhana ciri atau identitas mahasiswa secara umum seperti tergambar diatas.

Berbicara identitas HMI hari ini mungkin jauh –apabila tidak mau dikatakan hilang – dari ciri khas atau identitas mahasiswa secara umum. HMI sebagai organisasi perjuangan (HMI berperan sebagai organisasi perjuangan Pasal 9 Anggaran Dasar H

Asas HMI: Memori dan Tafsir Tentang Islam sebagai Asas HMI


   “Hari ini Kusempurnakan bagi kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu jadi agama bagimu” (QS Al-Maidah : 3)

 “Dan mereka berjuang di jalan-Ku (kebenaran), maka pasti Aku tunjukkan jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada orang-orang yang selalu berbuat (progresif)“ (QS Al-Ankabut: 69)




  Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna hadir di bumi dimaksudkan untuk mengatur pola hidup manusia agar sesuai dengan fitrah kemanusiaannya, yakni sebagai Khalifah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan dirinya semata-mata kehadirat Allah swt. 

     Iradat Allah subhanahu wataala, kesempurnaan hidup terukur dari kepribadian  manusia yang integratif antara dimensi dunia dan ukhrawi, individu dan sosial, serta iman, ilmu, dan amal yang semuanya mengarah terciptanya kemaslahatan hidup di dunia, baik secara individual maupun kolektif.  
Secara normatif Islam tidak sekadar agama ritual yang cenderung individual, melainkan merupakan satu tata nilai yang mempunyai komunitas dengan kesadaran kolektif yang memuat pemahaman, kesadaran, kepentingan, struktur, dan pola aksi bersama demi pencapaian tujuan-tujuan politik.

HMI?


HMI? Pasti temen-temen dah tau khan? Ya, jawaban anda Insya Allah benar (karena dah baca di halaman depan khan?). HMI adalah organisasi kemahasiswaan yang bernama lengkap Himpunan Mahasiswa Islam. Didirikan pada tanggal 7 Februari 1947 oleh Lafran Pane dan kawan-kawan dengan asas Islam. HMI merupakan organisasi yang berdiri sebagai Harapan Masyarkat Indonesia. Lho kok bisa?? Bisa donk, karena mahasiswa (khususnya Mahasiswa Islam) merupakan “agent of change” yang mampu berbuat sesuatu perubahan ke situasi yang lebih baik dengan pemikiran-pemikirannya yang intelek, religi dan profesional.
HMI merupakan organisasi yang menghargai perbedaan, karena kita hidup itu untuk saling mengenal. Di sini, anggotanya terdiri dari suku bangsa yang berbeda, dari kulit hitam sampai kulit putih, dari mahasiswa yang Islam xtream kanan sampai mahasiswa xtream kiri, dari muka ustad suka ngaji sampai muka ustad jarang ngaji, dari mahasiswa preman sampai mahasiswa dermawan, dari mahasiswa jago debat sampai mahasiswa suka ngumpat, dari wanita feminim sampai wanita perkasa, pokoknya asyik deh!? Pokonya pikiran kamu ga cuma dijejalin dengan hal itu-itu aja, karena ilmu tak selamanya datang dari buku.

KOMITMEN BERORGANISASI


"Ask not what HMI can do for you, but try to ask what you can do for your organization (HMI)". Terjemahan dari pernyataan itu adalah "Jangan tanya apa yang dapat HMI lakukan untukmu, tetapi coba tanyakan apa yang kamu bisa lakukan untuk HMI-mu". Pernyataan itu merupakan hasil modifikasi yang sengaja saya buat, guna mempertanyakan kembali komitmen dalam diri kader HMI terhadap eksistensi organisasinya. Menyitir pernyataan dari Thomas Jeferson, yang seharusnya berbunyi : "Ask not what your country can do for you, but ask what what you can do for your country". Saya mencoba untuk menarik nilai filosofis dari pernyataan tersebut kedalam ruang lingkup organisasi kita. Kiranya sangat perlu untuk kita mengerti bahwa HMI adalah organisasi besar. Dia ibarat sosok perempuan yang terus tumbuh dan berkembang sejak masih gadis hingga menjadi perempuan molek seiring perjalanan sejarah kehidupannya.

Sebagai seorang perempuan nan cantik dan jelita, sangat mahfum jika ia selalu menjadi rebutan kumbang-kumbang jantan. Akan tetapi HMI kini mulai kehilangan kecantikannya, akibat penyakit kronis yang mengerogoti tubuh indahnya. Dan jangan salahkan para kumbang jika mereka tidak sudi lagi untuk mendekatinya. Ya, organisasi kita saat ini memang sedang sakit. Sebuah pengakuan yang berat mungkin, tetapi secara jujur itu harus kita akui. HMI sekarang mengalami krisis eksistensi yang dapat dikatakan "membahayakan". Banyak kader HMI yang mulai meninggalkan identitas diri mereka sebagai Kader HMI. Mereka mulai merasa tidak nyaman apabila harus menyandang status sebagai kader umat dan bangsa,yang menjadi trade mark HMI selama ini. Keadaan semacam ini seolah-olah menjadi fenomena tersendiri dalam lingkungan internal organisasi. Pertanyaan mulai muncul dibenak saya mengapa para kader dari sebuah organisasi besar yang telah banyak makan asam garam sejarah pergerakan bangsa mulai kehilangan identitas dirinya. Saya kira, saya bukanlah orang yang pertama dan satu-satunya jika harus bertanya semacam ini.

KEBENARAN


Di antara kita tentu pernah mengatakan kata “kebenaran” atau bertanya-tanya tentangnya. Adakah kebenaran di dunia ini? Apa yang terjadi dan harus di lakukan jika ada banyak “klaim kebenaran”? Tidakkah kebenaran itu satu saja? apakah ia secara pasti dibutuhkan manusia? Bagaimana kita bisa memenuhi atau mencapai kebenaran?

Disadari atau tidak memang kata ini memiliki arti penting dalam hidup seseorang, bahkan semua orang. Penting karena untuk mengejar tujuan hidupnya, suatu kebenaran akan dijadikan sebagai petunjuk bagi setiap orang dalam melakukan tindakan sadarnya .

Definisi Kebenaran
Kebenaran secara sederhana dapat diartikan dengan adanya kesesuaian persepsi dalam benak (seseorang) dengan realitas/kondisi yang nyata. Misalnya, pe

VISI DAN MISI KOMISARIAT TEKNIK UNDIP PERIODE 2011-2012


VISI
  1. Mengokohkan dan mengembangkan HMI Komisariat Teknik Undip secara progresif dengan mengedepankan nilai-nilai religius, Intelektual dan professional demi terwujudnya masyarakat adil Makmur .

MISI
  1.  Melakukan pendampingan untuk mengembangkan kecerdasan Intelektualitas kader melalui kajian dan diskusi serta kegiatan yang membangun di Lingkungan HMI Komisariat Teknik UNDIP dan Masyarakat.
  2. Berperan aktif dan berpartisipasi dalam dinamika kehidupan di Kampus maupun didalam masyarakat.
  3. Menjalin komunikasi dan ikatan emosional antara kader dan alumni.


SEKILAS TENTANG HMI KOMISARIAT TEKNIK UNDIP



             HMI  Komisariat Teknik Undip adalah salah satu organisasi ekstra kampus yang ada di lingkungan Kampus Universitas Diponegoro. Dan merupakan bangian dari Organisasi mahasiswa tertua di Indonesia yang berdiri Tahun 1947, dan telah lama ada dan eksis di Universitas Diponegoro. HMI ini memiliki sejarah yang panjang dan turut berperan dalam gerakan mahasiswa di UNDIP. HMI Komisariat  Teknik UNDIP ini telah banyak menghasilkan dan mencetak kader yang berkualitas dan professional yang duduk di Lembaga pemerintahan maupun diluar pemerintahan dan banyak juga yang berkecimpung didunia Enterpreneur. Budaya yang menjadi ciri khas di Komisariat selalu nampak dengan kajian-kajian yang ada didalamnya dan selalu mencari kebenaran-kebenaran yang mendasari perjuanganya. Dinamika yang berkembang di komisariat selalu menunjukan pertarungan ide untuk mengembangkan kreativitas dan sebagai sarana penyaluran minat dan bakatnya.

Selasa, 27 Maret 2012

KISAH NABI ADAM A.S


Allah SWT berkehendak untuk menciptakan Nabi Adam. Allah SWT berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. ” (QS. al-Baqarah: 30)
Terdapat perbedaan pendapat berkenaan dengan makna khilafah (perihal menjadi khalifah) Nabi Adam. Ada yang mengatakan, bahwa ia sebagai khalifah dari kelompok manusia yang pertama-tama datang ke bumi di mana kelompok ini membuat kerusakan dan menumpahkan darah di dalamnya. Ada yang mengatakan, bahwa ia adalah khalifatullah, dengan pengertian bahwa ia sebagai khalifah (utusan Allah) dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya dan hukum-hukum-Nya, karena ia adalah utusan Allah yang pertama. Demikianlah yang kami yakini.
Abu Dzar bertanya kepada Rasulullah saw tentang Nabi Adam: “Apakah ia sebagai nabi yang diutus?” Beliau menjawab: “Benar.” Beliau ditanya: “I